makalah TIK
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, berkat Rahmat
dan Hidayah Allah SWT, dalam rangka memenuhi tugas TIK, akhirnya saya dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul KULTUR
JARINGAN. Tugas makalah ini memiliki tujuan antara lain untuk mengetahui
pengertian kultur jaringan, mengetahui teknik serta tahapan pembuatannya,
menganalisis kelebihan dan kekurangan dari teknik kultur jaringan, serta
pengaruhnya terhadap kehidupan sehari-hari
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat khususnya untuk diri kita sendiri, umumnya kepada
para pembaca makalah ini.
Akhirnya saya
ucapkan terima kasih dan mohon maaf atas segala kekurangannya.
Wassalamualaikum Wr.
Wb.
Ungaran, 28
september 2012
Masnuh
eva
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB I.
PENDAHULUAN
-
Latar Belakang
-
Perumusan
masalah
-
Tujuan
Penulisan
BAB II. PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kultur Jaringan
D. Tahapan
yang dilakukan
E. Teknik
kultur jaringan
F. Syarat
yang diperlukan
G. Keuntungan pemanfaatan kultur jaringan
H. Kekurangan pemanfaatan kultur jaringan
BAB
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kultur
jaringan merupakan metode untuk memperbanyak sel dengan mengisolasi bagian
bagian tanaman serta menumbuhkan nya
secara steril (bebas hama) didalam sebuah media. Namun tekhnik ini belum banyak
dipakai di Indonesia, padahal teknik ini cukup efektif dan steril. Tanaman bias
melakukan kultur jaringan jika memiliki sifat totipotensi, yaitu kemampuan sel
untuk beregenerasi menjadi tanaman lengkap kembali.
Kultur
jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian
tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut
dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh
dalam wadah tertutup yang tembus cahaya.
Dalam
menggunakan metode ini setiap orang dapat membuat jenis tanaman baru dengan
kualitas yang bagus dan mirip seperti induknya. Saya memilih tema ini karena
metode kultur jaringan sangat efisien dan bagus jika digunakan pada era zaman
sekarang ini. Maka saya membuat makalah tentang metode kultur jaringan ini
untuk memenuhi tugas TIK.
Perumusan
Masalah
Apa
pengertian kultur jaringan ?
Apasajakah
bahan bahan dalam pembuatan kultur jaringan ?
Bagaiman
langkah-langkah dalam menggunakan teknik kultur jaringan ?
Apa
sajakah keuntungan dan kelemahan kultur jaringan ?
Tujuan Penulisan
Tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
Penulis
bisa lebih memahami apa yang dimaksud dengan kultur jaringan beserta hal
lainnya menegnai kultur jaringan serta menginformasikan kepada pembaca tentang
teknik kultur jaringan
BAB II
PEMBAHASAN
KULTUR JARINGAN
Kultur jaringan dalam bahasa
asing disebut sebagai tissue culture. Kultur adalah budidaya dan
jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama.
jadi, kultur jaringan berarti membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi
tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti induknya.Kultur jaringan akan lebih
besar presentase keberhasilannya bila menggunakan jaringan meristem. Jaringan meristem
adalah jaringan muda, yaitu jaringan yang terdiri dari sel-sel yang selalu
membelah, dinding tipis, plasmanya penuh dan vakuolanya kecil-kecil. Kebanyakan
orang menggunakan jaringan ini untuk tissue culture. Sebab, jaringan meristem
keadaannya selalu membelah, sehingga diperkirakan mempunyai zat hormon yang
mengatur pembelahan.
Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara
vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara
mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan
bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan
zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian
tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap.
Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman dengan
menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di
tempat steril.
Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman,
khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit
yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara
lain: mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam
jumlah yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu
menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan
mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan
dengan perbanyakan konvensional.
Tahapan tahapan kultur jaringan
1)
Pembuatan media
2) Inisiasi
3) Sterilisasi
4) Multiplikasi
5) Pengakaran
6) Aklimatisasi
2) Inisiasi
3) Sterilisasi
4) Multiplikasi
5) Pengakaran
6) Aklimatisasi
·
Media merupakan faktor penentu dalam
perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan
jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari
garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan
seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang
ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan
tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan
pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus
disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.
Biasanya,
komposisi media yang digunakan adalah sebagai berikut :
- Ammonium nitrate (NH4NO3) 1,650
mg/l
- Boric acid (H3BO3) 6.2 mg/l
- Calcium chloride (CaCl2 · H2O)
440 mg/l
- Cobalt chloride (CoCl2 · 6H2O)
0.025 mg/l
- Magnesium sulfate (MgSO4 · 7H2O)
370 mg/l
- Cupric sulfate (CuSO4 · 5H2O)
0.025 mg/l
- Potassium
phosphate (KH2PO4)
170 mg/l
- Ferrous sulfate (FeSO4 · 7H2O)
27.8 mg/l
- Potassium nitrate (KNO3) 1,900 mg/l
- Manganese sulfate (MnSO4 · 4H2O)
22.3 mg/l
- Potassium
iodine (KI) 0.83 mg/l
- Sodium molybdate (Na2MoO4 · 2H2O)
0.25 mg/l
- Zinc sulfate (ZnSO4 · 7H2O)
8.6 mg/l
- Na2EDTA · 2H2Oa
37.2 mg/lb
- Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian
tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk
kegiatan kultur jaringan adalah tunas.
·
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan
dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar
flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan
terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata
pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga
harus steril.
·
Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak
calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar
flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya
pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada
rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.
·
Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan
menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan
yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk
melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya
kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan
menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau
busuk (disebabkan bakteri).
·
Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan
eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara
hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan
untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit
hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara
luar.
Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara
bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang
sama dengan pemeliharaan bibit generatif.
Keunggulan
inilah yang menarik bagi produsen bibit untuk mulai mengembangkan usaha kultur
jaringan ini. Saat ini sudah terdapat beberapa tanaman kehutanan yang
dikembangbiakkan dengan teknik kultur jaringan, antara lain adalah: jati,
sengon, akasia, dll.
Bibit
hasil kultur jaringan yang ditanam di beberapa areal menunjukkan pertumbuhan
yang baik, bahkan jati hasil kultur jaringan yang sering disebut dengan jati
emas dapat dipanen dalam jangka waktu yang relatif lebih pendek dibandingkan
dengan tanaman jati yang berasal dari benih generatif, terlepas dari kualitas
kayunya yang belum teruji di Indonesia. Hal ini sangat menguntungkan pengusaha
karena akan memperoleh hasil yang lebih cepat.
TEKNIK KULTUR JARINGAN :
- Teknik kultur jaringan sangat sederhana, yaitu suatu sel atau irisan
jaringan tanaman yang sering disebut eksplan secara aseptik
diletakkan dan dipelihara dalam medium pada atau cair yang cocok dan dalam
keadaan steril. dengan cara demikian sebaian sel pada permukaan irisan
tersebut akan mengalami proliferasi dan membentuk kalus. Apabila kalus
yang terbentuk dipindahkan kedlam medium diferensiasi yang cocok, maka
akan terbentuk tanaman kecil yang lengkap dan disebut planlet.
Dengan teknik kultur jaringan ini hanya dari satu irisan kecil suatu
jaringan tanaman dapat dihasilkan kalus yang dapat menjadi planlet
dalam jumlah yang besar.
- Pelaksanaan teknik kultur jaringan tanaman
ini berdasarkan teori sel sperti yang dikemukakan oleh Schleiden, yaitu
bahwa sel mempunyai kemampuan autonom, bahkan mempunyai kemampuan totipotensi.
Totipotensi adalah kemampuan setiap sel, darimana saja sel tersebut
diambil, apabila diletakkan dilingkungan yangsesuai akan tumbuh menjadi tanaman
yang sempurna.Teknik kultur jaringan akan berhasil dengan baik
Syarat-syarat yang Diperlukan :
- Pemilihan eksplan sebagai bahan dasar untuk pembentukkan
kalus
- Penggunaan medium yang cocok
- Keadaan yang aseptik dan pengaturan udara yang baik terutama untuk
kultur cair. Meskipun pada prinsipnya semua jenis sel dapat ditumbuhkan,
tetapi sebaiknya dipilih bagian tanaman yang masih muda dan mudah tumbuh
yaitu bagian meristem, seperti: daun muda, ujung akar, ujung batang,
keping biji dan sebagainya. Bila menggunakan embrio bagian bji-biji yang
lain sebagai eksplan, yang perlu diperhatikan adalah kemasakan embrio,
waktu imbibisi, temperatur dan dormansi.
KEUNTUNGAN PEMANFAATAN KULTUR
JARINGAN
- Pengadaan
bibit tidak tergantung musim
- Bibit dapat
diproduksi dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif lebih cepat (dari satu mata tunas yang sudah respon
dalam 1 tahun dapat dihasilkan minimal 10.000 planlet/bibit)
- Bibit yang
dihasilkan seragam
- Bibit yang
dihasilkan bebas penyakit (menggunakan organ tertentu)
- Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah
- Dalam proses
pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit, dan deraan lingkungan lainnya
- Dapat diperoleh sifat-sifat yang dikehendaki
- Metabolit sekunder tanaman segera didapat
tanpa perlu menunggu tanaman dewasa
KEKURANGAN
PEMANFAATAN KULTUR JARINGAN
- Bagi orang
tertentu, cara kultur jaringan dinilai mahal dan sulit.
- Membutuhkan modal
investasi awal yang tinggi untuk bangunan (laboratorium khusus), peralatan dan perlengkapan.
- Diperlukan persiapan
SDM yang handal untuk mengerjakan perbanyakan kultur jaringan agar dapat
memperoleh hasil yang memuaskan
- Produk
kultur jaringan pada akarnya kurang kokoh
BAB
III PENUTUP
KESIMPULAN
Pada dasarnya, kultur jaringan
merupakan suatu tehnik membiakkan sel atau jaringan ke dalam media kultur,
sehingga tumbuh, membelah, dan menghasilkan tumbuhan baru dengan cepat dan
memiliki sifat yang sama dengan induknya.
Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptic yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril.
Dalam kultur jaringan digunakan eksplan, yaitu sel atau irisan jaringan tanaman yang akan menjadi benih tanaman yang baru nanti setelah di kultur jaringan. Faktor eksplan yang perlu diperhatikan adalah genotipe/varietas, umur eksplan, letak pada cabang, dan seks (jantan/betina). Bagian tanaman yang dapat digunakan sebagai eksplan adalah pucuk muda, batang muda, daun muda, kotiledon, hipokotil, endosperm, ovari muda, anther, embrio, dll.
Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptic yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril.
Dalam kultur jaringan digunakan eksplan, yaitu sel atau irisan jaringan tanaman yang akan menjadi benih tanaman yang baru nanti setelah di kultur jaringan. Faktor eksplan yang perlu diperhatikan adalah genotipe/varietas, umur eksplan, letak pada cabang, dan seks (jantan/betina). Bagian tanaman yang dapat digunakan sebagai eksplan adalah pucuk muda, batang muda, daun muda, kotiledon, hipokotil, endosperm, ovari muda, anther, embrio, dll.
SARAN
Pelaksanaan
kultur jaringan di Indonesia belum cukup banyak dilakukan. Hal ini dikarenakan
kurangnya dana dan fasilitas. Saya menyarankan kepada pemerintah, sebaiknya
pemerintah ikut memperhatikan masalah mengenai pertanian terutama dalam metode
kultur jaringan yang seharusnya dapat menghasilkan keberhasilan yang besar
DAFTAR PUSTAKA